Kisah Perjuangan Adik Inaya, Melawan Tumor Ganas Langka yang Bersarang di Ketiaknya,mari kita doakan semoga adek ini cepat sembuh😢😢😢
Jika bisa berbicara, mungkin Inaya (9 bulan) akan mengatakan: tolong, aku kesakitan.
Begitulah pemandangan yang seringkali nampak pada bayi Inaya, seorang bayi asal Kabupaten Garut. Baru berusia sembilan bulan, sepanjang harinya hampir selalu dihabiskan dengan menangis, menangis, dan menangis. Bukan tanpa alasan, melainkan karena benjolan besar di ketika yang besarnya menyerupai bola basket.
Idap tumor ganas yang langka bernama Axilla Sinistra.
Tumor ini bermula sejak ia baru lahir. Tak pernah jalani USG, sang ibu tak tahu kalau anaknya idap tumor sejak masih dalam kandungan. Sehingga saat Inaya lahir, bukan tangis bahagia yang menyeruak melainkan tangis pilu melihat anaknya lahir dengan kondisi ada benjolan di ketiak kirinya.
Tak punya biaya, Inaya dirawat seadanya di rumah.
Inaya sempat diperiksa ke klinik terdekat, lalu dirujuk ke RSUD di Garut, hingga akhirnya dirujuk ke RS Hasan Sadikin Kota Bandung. Sayang, ketiadaan biaya memaksanya berhenti menjalani pengobatan.
Benjolan kian membesar, orang tua Inaya berusaha keras agar anaknya bisa berobat.
Sayang, perawatan seadanya bukanlah solusi. Kondisi Inaya kian memburuk, benjolan kian membesar, dan badannya kian mengecil. Akibatnya, orang tua Inaya harus berusaha keras agar bisa memberangkatkannya berobat di Kota Bandung.
Padahal biaya pengobatan tidaklah sedikit.
Untuk bisa dirujuk ke Kota Bandung, ibu Inaya harus memeriksakannya ke puskesmas. Meski ditanggung BPJS, sayangnya biaya ojek menuju puskesmas sebesar Rp50.000 harus diupayakan sendiri. Tak hanya itu, ongkos menuju Kota Bandung sebesar Rp500 ribu, biaya hidup dan penginapan selama di Kota Bandung sebesar jutaan rupiah, serta beberapa jenis obat dan vitamin tidak ditanggung oleh BPJS.
Sedangkan biayanya mencapai belasan juta dalam sekali pengobatan.
Ya, dalam sekali berobat ke Kota Bandung yang memakan waktu belasan hari, butuh biaya belasan juta. Untuk bisa memenuhi biaya itu, orang tua Inaya harus meminjam ke sanak saudara dan tetangga. Tak kunjung lunas, hutang itu malah terus menumpuk.
Tak mengherankan, mengingat ayahnya hanya tukang sol sepatu keliling.
Ayahnya hanyalah tukang sol sepatu keliling. Berjalan kaki belasan kilometer setiap harinya, ia hanya bisa mengumpulkan uang kurang dari Rp50.000 sehari. Tak jarang, dalam sehari ia tak dapat uang sepeser pun karena tak ada yang butuh jasanya. Padahal, ada 7 orang anak dan seorang istri yang harus dinafkahi.
“Saat Inaya lahir, hati saya hancur. Bukan tidak bersyukur dengan kondisi, melainkan saya berpikir: apakah saya bisa memberangkatkannya berobat, apakah saya punya cukup uang, apakah ia bisa sembuh? Saya ingin dia sembuh, namun himpitan ekonomi berkata lain.”
Masa depan Inaya masih panjang, dan harapan hidup masih ada jika ia segera ditangani. Karenanya, maukah Sahabat #GemarBeramal memberikan kesempatan bagi Inaya untuk bisa meraih masa depannya? Ayo kumpulkan biaya operasi untuknya, dengan cara berdonasi,
Posting Komentar untuk "Kisah Perjuangan Adik Inaya, Melawan Tumor Ganas Langka yang Bersarang di Ketiaknya,mari kita doakan semoga adek ini cepat sembuh😢😢😢"
Posting Komentar